Search

Pengamat Teroris Minta Polri Lakukan Ini

Tingkatan idiologi tersebut memiliki peran sentral untuk menciptakan kader militan yang siap melakukan amaliyah atau berbuat teror. Namun, menurut dia, pelaku teror militan dan simpatisan cenderung masih bisa diarahkan agar tidak lagi menebar teror.

Hanya saja, dalam satu tahanan, pelaku teror ideologis harus dipisahkan dengan pelaku teror militan dan simpatisan. Jika tidak, kemungkinan besar ideologi terorisnya semakin mengkristal.

"Bahkan, bisa membuat paham para pelaku teror militan dan simpatisan semakin kuat," ujar dia.

Dalam kasus Mako Brimob, yang berperan sebagai ideolog adalah Aman Abdurahman. Menurut dia, Keberadaan Aman Abdurrahman di dalam rutan yang sama dengan para militan dan simpatisan memicu semangat para teroris untuk menyerang polri.

Zaman mengungkapkan, di dalam Mako Brimob, ratusan napiter merupakan bagian dari dua jaringan teroris internasional. Yakni Jamaah Anshoru Daulah (JAD) yang terafiliasi dengan ISIS, selain itu adalah jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang berganti menjadi Jamaah Anshorus Syariah (JAS).

"Idiologi JAD itu mereka mengikuti perintah pimpinannya jika ada perintah membunuh yah membunuh. Musuh utama bagi kelompok JAD adalah aparatur negara dalam hal ini Polri," ujarnya.

Dia menjelaskan, kelompok jaringan teroris JAD sangat terlatih dalam hal merampas senjata dan membuat senjata rakitan hingga bom. Longgarnya penggunaan alat komunikasi di Mako Brimob dengan mudah menghidupkan sel-sel tidur jaringan terorisme di dalam lapas.

"Kita tahu semua saat menghabisi anggota Polri, mereka memanfaatkan media sosial seperti telegram dan Instagram. Mereka memberi sinyal kelompok teroris di dalam lapas untuk ikut bergerak," jelasnya.

Pada kesempatan tersebut, Zaman menyarankan agar Polri melakukan profilling atau identifikasi pelaku teror di Indonesia sebelum memetakan ruangan bagi napiter yang ditahan. Langkah tersebut dinilai sangat berguna untuk identifikasi peran dan tugas masing- masing napiter.

Jika ada narapidana yang memiliki peran sentral tidak dicampur di rumah tahanan yang sama. Menurut dia, mekanisme perlakuan napiter di LP Nusakambangan dianggap sudah benar.

"Baiknya seperti itu masing-masing napiter ditempatkan di ruangan sel yang berbeda dilengkapi cctv dan tidak semua orang bisa menjenguk agar tidak memiliki ruang untuk mengembangkan jaringan," kata dia.

Saksikan vidio pilihan berikut ini:

Pemerintah menegaskan tidak ada negosiasi untuk pelaku terorisme

Let's block ads! (Why?)

Baca di Sini https://www.liputan6.com/regional/read/3523187/pengamat-teroris-minta-polri-lakukan-ini

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pengamat Teroris Minta Polri Lakukan Ini"

Post a Comment

Powered by Blogger.