Polri Yakinkan Publik, Dalang Kerusuhan Akan Terungkap - Pikiran Rakyat

JAKARTA, (PR).- Mabes Polri meyakinkan publik bahwa dalang utama pelaku penembakan terhadap sembilan demonstran dan masyarakat umum dalam kerusuhan 21-22 Mei 2019, bisa terungkap. Keyakinan itu didasari dengan adanya tim investigasi gabungan di bawah Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum).

“Penyelidikan mengenai kematian sembilan orang itu mengalami perkembangan yang positif, sehingga kami optimistis pelaku utama dari kerusuhan tersebut bisa terungkap, hanya tinggal menunggu waktunya, untuk lebih detailnya akan disampaikan oleh tim investigasi gabungan,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Polisi Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin 24 Juni 2019.

Sehingga saat didesak para wartawan mengenai perkembangan temuan internal Polri, Dedi belum bisa menjelaskan secara rinci. Ia hanya bersedia menjelaskan beberapa hal yang menurut pihak kepolisian harus segera disampaikan ke publik.

Hasil uji labfor menyebutkan dari tiga proyektil yang didapat dari tubuh korban, belum ada pembuktian secara hukum adanya kaliber 5,56 mm dan kaliber 9 mm. “Untuk kaliber 9 mm itu tingkat kerusakan proyektil cukup parah, pecah. Sehingga alur senjata dalam proyektil itu sulit ditemukan,” kata dia.

Dedi mengatakan kaliber tersebut idealnya digunakan senjata standar Polri atau TNI. Namun tidak menutup kemungkinan menggunakan senjata rakitan. “Hal itu berdasarkan pengalaman aparat kepolisian dalam menghadapi gerakan sepratisme hingga terorisme sebagaimana yang terjadi di Papua, Maluku, hingga Poso, dan sekitarnya. Pernyataan tersebut sebagai bentuk bantahan Polri bahwa selama pengamanan pascapengumuman KPU 21-22 Mei 2019, aparat kepolisian tidak dibekali senjata tajam,” ujarnya.

Namun dalam kenyataanya hasil investigasi menyebutkan adanya peluru tajam yang mengakibatkan kematian Abdul Azis dan Harun. Sementara kematian tujuh orang lainnya masih dalam penyelidikan. Korban lainnya yang terkena peluru tajam adalah Zulkifli. Peluru tajam itu menembus pahanya. Nyawanya tertolong, ia masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.

Polisi juga telah menyebutkan lima dari sembilan korban meninggal dunia, di lokasi pecahnya kerusuhan di sekitaran Petamburan, Tanah Abang Jakata Pusat. Sementara empat korban lain yang meninggal dunia belum diketahui lokasi terakhir mereka tewas.

Selain itu Polri juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK). Lokasi tersebut menurut Dedi merupakan area protokol yang dilarang untuk keramaian masa.***

Let's block ads! (Why?)