Iptu Yohn Mabel, lulusan Akpol asal Papua, mengaku tak pernah terlintas di benaknya bisa masuk sekolah perwira tinggi kepolisian itu. Ia selama ini beranggapan Akpol hanya untuk anak-anak dari keluarga mampu.
"Melihat orang tua saya tidak bisa baca, tidak bisa Bahasa Indonesia, dan memang segi ekonominya lemah. Saya berusaha mencari sekolah gratis," kata Yohn, di halaman Istana Merdeka, Kamis (19/7).Awalnya, ia berencana masuk ke Akademi Militer atau Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Namun, Yohn memutuskan mendaftar ke Akpol dan bisa lolos tanpa dikenakan biaya sama sekali.
"Puji Tuhan dikasih jalan di Akademi Kepolisian. Sungguh luar biasa bangga dan orang tua baru pertama kali menginjak di Istana ini," ucapnya.
Presiden Joko Widodo menyematkan tanda pangkat kepada lulusan terbaik di Prasetya Perwira TNI dan Polri 2017. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
|
Ia mengatakan selama ini hanya bertani dan berkebun di Kabupaten Jaya Wijaya. Mereka juga tak pernah ke Jakarta.
"Ternyata anak petani juga berkesempatan masuk Akpol. Anak kami di sini karena bantuan orang-orang luar biasa yang selama ini tidak masuk bersama kami di sini," tutur Wolin.
Di tempat yang sama, Perwira TNI Angkatan Laut Irwanda Wicaksono mengatakan pernah mendaftar menjadi bintara tiga kali tapi selalu gagal. Hal itu sempat membuat ia ingin menghapus cita-citanya untuk jadi perwira."Tapi [percobaan] yang terakhir alhamdulillah saya masuk. Alhamdulillah saya sungguh tidak bisa menyangka sama sekali," ucap dia.
Irwanda mengatakan dirinya bisa di Istana dan dilantik Jokowi karena kerja keras kedua orang tuanya di Desa Wayakan, Gunung Sawangan, Magelang, daerah Gunung Merapi.
Presiden Jokowi di tengah-tengah para taruna, 2017. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)
|
Setelah menjadi Perwira, ia berharap anaknya dapat berguna bagi bangsa dan negara seperti yang disampaikan Presiden Jokowi.
Praspa TNI-Polri merupakan ajang pelantikan lulusan pendidikan perwira pertama. Tercatat, ada 724 lulusan Akademi TNI dan Polri. Rinciannya, 225 lulusan Akademi Militer (TNI AD), 102 lulusan Akademi Angkatan Laut, 119 lulusan Akademi Angkatan Udara, dan 278 lulusan Akpol.
Para perwira ini dilantik berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 56/TNI/2018 dan Keppres Nomor 57/Polri/2018. Lulusan akademi TNI dan Polri ini diproyeksikan sebagai calon perwira tinggi yang ditugaskan di seluruh daerah.Dalam acara ini, Presiden Jokowi menganugerahkan gelar lulusan terbaik atau penerima Bintang Adhi Makayasa kepada Sermatutar Rovi Ardya Prawira (Akademi Militer), Sermatutar M. Faisal Djauheri (AAL), Sermatutar Summa Laras Fatsagunas (AAU), dan Brigtar Dolly Septian (Akpol).
"Tunjukkan integritas dan loyalitas kepada masyarakat bangsa dan negara. Tunjukkan kecerdasan dan ketangkasan untuk menghadapi perubahan zaman," ucap Jokowi dalam sambutannya di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (19/7).
Irjen Arief Sulistyanto, saat masih menjabat Kapolda Kalbar, 2016. (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)
|
Lantaran itu, Polri mengirimkan surat kepada orang tua para calon taruna Akpol. Isinya, meminta mereka tidak mengintervensi proses seleksi dan tak terpengaruh dengan tawaran calo.
(arh/gil)
Baca di Sini https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180719144210-20-315394/cerita-anak-petani-berjuang-jadi-perwira-tni-polriBagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita Anak Petani Berjuang Jadi Perwira TNI-Polri"
Post a Comment