Sebulan 5 AKBP Dicopot, Polri: Agar Polri Makin Baik

Jakarta - Lima polisi berpangkat ajun komisaris besar polisi (AKBP) diberi sanksi tegas berupa pencopotan jabatan oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Polri mengatakan sikap tersebut merupakan bentuk ketegasan pimpinan.

"Ya, itulah bentuk ketegasan pimpinan Polri agar Polri semakin baik," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Mohammad Iqbal kepada wartawan di Hotel Cosmo Amarossa, Jalan Pangeran Antasari, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (31/7/2018).

Mereka yang dicopot adalah AKBP M Yusuf, AKBP Sunario, AKBP Bambang Wijanarko, AKBP Rachmat Kurniawan, dan terakhir AKBP Hartono. Iqbal mengatakan pihaknya tegas menegakkan sanksi jika ada pelanggaran. "Siapa yang nggak bener, kita copot. Siapa pun, bukan hanya pamen, tapi pati Polri juga yang terduga melakukan pelanggaran, kita lakukan itu (tindakan tegas)," tegas Iqbal.
"Di SSDM itu ada SMK, jadi Sistem Monitoring Kinerja. Kita lakukan itu satuan-satuan kerja di kepolisian. Divisi Humas, kita juga dari apel pagi, kita lakukan pengecekan. Saya kira itu juga," sambung Iqbal.

AKBP M Yusuf semula menjabat Kasubdit Perwakilan Orang Asing Direktorat Pamobvit Polda Bangka Belitung (Babel). Dia dicopot setelah beredar videonya menendang seorang ibu-ibu yang diduga maling di minimarket miliknya.

AKBP Sunario sebelumnya menjabat Kapolres Ketapang, Kalimantan Barat. Dia dicopot karena membuat kerja sama dengan kepolisian China tanpa izin dari Mabes Polri.

AKBP Bambang Wijanarko semula menjabat Kapolres Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Dia dicopot karena diduga berselingkuh.

AKBP Rachmat Kurniawan dicopot dari jabatan Kapolres Sanggau karena terbukti melanggar kode etik, yaitu menyelewengkan anggaran pengamanan Pilgub Kalimantan Barat.

Terakhir, AKBP Hartono dicopot dari jabatan Wadir Narkoba Polda Kalimantan Barat karena tertangkap mengambil 23 gram sabu hasil tangkapannya sendiri untuk dikonsumsi.
(aud/ams)

Let's block ads! (Why?)