Search

Polri: Pidato Kapolri soal NU-Muhammadiyah Dipotong, Maknanya ...

Jakarta - Polri menegaskan video viral pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian perihal hanya NU dan Muhammadiyah yang berperan mendirikan negara telah dipotong-potong. Alhasil, maksud yang ingin disampaikan oleh Tito tak diterima secara jelas.

"Alhamdulillah pak Hamdan Zoelva paham senang ketika mendapatkan penjelasan dari pak Kapolri bahwaa video itu adalah rekaman tahun 2017 tanggal 8 Februari di pondok pesantren KH Ma'ruf Amin dan itu sudah dipotong-potong jadi kalimat tidak utuh. Bagaimana kalau kalimat tidak utuh, pesan pasti akan tidak utuh juga dan tidak sampai akhirnya menimbulkan inteprestasi masing-masing yang menonton itu," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen M Iqbal di Jalan Pattimura, Kebayoran Baru, Jaksel, Rabu (31/1/2018).

Dalam penggalan video yang beredar viral tersebut, Tito menyatakan bahwa dia meminta polisi untuk memperkuat NU dan Muhammadiyah. Karena hanya dua ormas itu, masih menurut Tito di video itu, yang berperan dalam mendirikan NKRI. Penggalan itulah yang kemudian menurut Iqbal disalahartikan.

Bahkan, menurut Iqbal, ada beberapa pihak yang menyalahkan Kapolri setelah pidato itu viral. Padahal menurutnya Tito tak bermaksud untuk mengesampingkan peran dari organisasi yang lain.

"Bahkan beberapa pihak ada yang dalam tanda petik menyalahkan bapak Kapolri kita baca dari media-media dan ternyata setelah adanya silaturahmi ini semua sudah terbuka maksud Kapolri dalam video tersebut sangat berbeda tidak ada maksud meyudutkan pihak-pihak tertentu, tidak sama sekali," ujar Iqbal.

Meski begitu, Iqbal menerangkan Polri belum berniat untuk mencari siapa orang pertama yang menyebarkan dan memotong video viral itu. Iqbal menegaskan prioritas saat ini adalah berkomunikasi dengan Ormas Islam agar tak ada lagi persepsi yang keliru.

"Kita tidak berfikir sampai kesana dulu langkah pertama adalah untuk bersilaturahmi tabayun dengan seluruh ormas islam agar niatnya baik contohnya dari Syarikat Islam yang dpimpin ketua umumnya pak Hamdan Zoelva yang menyampaikan hal-hal yang benar silaturahmi ini kan positif," tutur Iqbal.

Syarikat Islam pimpinan Hamdan Zoelva bertemu Kapolri di kediamannya. Setelah bertemu, Hamdan mengaku tercerahkan. Menurut Hamdan, Tito tak bermaksud untuk mendiskreditkan organisasi umat islam yang lain.

"Kami dari Syarikat Islam dengan penjelasan yang lengkap dan dengan diskusi yang sangat hangat. Kami erus terang saja dengan melihat video tersebut, dengan protes yang sangat keras saat melihat video. Kami sampaikan. Ini adalah hal yang tidak benar tetapi dengan mendapat penjelasan itu. Kami bisa memahami tidak ada niat sama sekali seperti disampaikan oleh beliau," imbuhnya.

"Untuk mengeyampingkan ormas-ormas yang lain dan untuk menyatakan ormas lain itu merontokkan negara. Sama sekali tidak," sambungnya.

Sebelumnya, pidato Tito ramai dibagikan di media sosial. Dalam video tersebut, Tito memerintahkan jajarannya untuk bersinergi dengan dua organisasi islam di Indonesia yaitu NU dan Muhammadiyah.

Alasannya organisasi itu adalah pendiri negara. Pernyataan itu kemudian menuai sorotan dari masyarakat.
(knv/fjp)

Let's block ads! (Why?)

Baca di Sini https://news.detik.com/berita/d-3843031/polri-pidato-kapolri-soal-nu-muhammadiyah-dipotong-maknanya-jadi-kabur

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Polri: Pidato Kapolri soal NU-Muhammadiyah Dipotong, Maknanya ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.